Setelah berulang-ulang kali gagal dalam mengelola setiap proyek air bersih untuk kota Labuan Bajo, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Manggarai Barat melalui Bidang Cipta Karya kembali mendapat dana segar Rp.900 juta lebih yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Sayangnya, dana ini tidak dikelolah baik sehingga pekerjaan diduga belum tuntas karena meninggalkan material pipa begitu saja pada sejumlah titik. Pada tahun 2012 ini, Bidang Cipta Karya lagi-lagi keciprat dana segar Rp.3,1 miliar.
Krisis air di kota labuan bajo
Entalah, apa yang terjadi namun diyakini proyek air bersih akan kembali menuai gagal dan gagal lagi. Tahun 2011 lalu, pemerintah pusat juga memberikan bantuan melalui dana DAK senilai Rp.900 juta lebih untuk air bersih kota Labuan Bajo. Sayangnya, dana ini digunakan tidak jelas dengan hasil akhir yang memprihatinkan. Bahkan sejumlah item kegiatan tidak dikerjakan hingga tuntas sehingga proyek instalasi menjadi terlantar. Jangankan selesai, masyarakat yang mengharapkan air bias mengair dari hasil proyek baru ini pun tidak terwujud.
Kini tahun 2012, melalui APBD II, lagi-lagi dana Rp.3,1 miliar digelontorkan untuk air minum bersih kota Labuan Bajo. Bakal gagal lagi.
Masih tentang dana 2011 lalu, besaran dana DAK untuk air minum Rp.900 juta lebih dikerjakan secara swakelola dan langsung dibawah tanggungjawab Bidang Cipta Karya, Dinas PU. Kepala Dinas PU, Jhon Oematan ketika dikonfirmasi menolak memberikan komentar dan mengarahkan wartawan menemui Mantan Kepala Bidang Cipta Karya, Aleks Kelang. Aleks dalam penjelasannya mengatakan dana itu digunakan untuk pekerjaan jaringan yang sudah terpasang hingga 4.150 meter dari Dalong hingga perbatasan Kaper, desa Golo Bilas.
Pemasangan pipa ini, jelas dia untuk tersier hanya pengamanan titik-titik kebocoran yang ada sepanjang jalur itu. Pada jalur ini sudah terpasang semua jaringan sedangkan pengadaan pipa sisa diperuntukan bagi PDAM Mbeliling. Pipa-pipa ini juga masih ada di Cipta Karya dan belum diserahkan ke PDAM. Ini maksudnya supaya ketika PDAM Mbeliling berdiri sendiri, mereka sudah punya stok pipa sebagai asset mereka.
Sayangnya, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur PDAM Mbeliling, Naaman Jalesy mengaku tidak mengetahui apa-apa soal dana DAK Rp.900 juta untuk air bersih itu. “Saya tidak pernah pegang satu sen pun uang itu. Semuanya orang PU yang urus,”katanya.
Kepala desa Nggorang, Laurensius Sun yang seharusnya wilayahnya kebagian proyek ini malah ditelantarkan. Padahal awal-awal dalam tahap sosialisasi dengan masyarakat dari pihak PU dan PDAM, desanya juga dilewati jaringan proyek ini. Sehingga dirinya sangat berharap warganya budah bisa menikmati air bersih, namun hingga kini harapan itu sia-sia.
Dia mencontohkan, untuk dusun Watulangkas, pipanya tidak dikerjakan demikianpun jalur perempatan menuju Terang, pipanya tidak dikerjakan dan dibiarkan begitu saja. Dirinya sempat beberapa kali mempertanyakan hal ini ke Dinas PU tapi sampai sekatang tidak ada tindak lanjutnya dan terlantar, padahal sumber air ada yang bisa membantu masyarakat di jalur itu. “Kita desak aparat untuk periksa karena sampai sekarang msyarakat tidak bisa menikmati air dari proyek ini,”ujarnya.(Che/Enji)
Krisis air di kota labuan bajo
Entalah, apa yang terjadi namun diyakini proyek air bersih akan kembali menuai gagal dan gagal lagi. Tahun 2011 lalu, pemerintah pusat juga memberikan bantuan melalui dana DAK senilai Rp.900 juta lebih untuk air bersih kota Labuan Bajo. Sayangnya, dana ini digunakan tidak jelas dengan hasil akhir yang memprihatinkan. Bahkan sejumlah item kegiatan tidak dikerjakan hingga tuntas sehingga proyek instalasi menjadi terlantar. Jangankan selesai, masyarakat yang mengharapkan air bias mengair dari hasil proyek baru ini pun tidak terwujud.
Kini tahun 2012, melalui APBD II, lagi-lagi dana Rp.3,1 miliar digelontorkan untuk air minum bersih kota Labuan Bajo. Bakal gagal lagi.
Masih tentang dana 2011 lalu, besaran dana DAK untuk air minum Rp.900 juta lebih dikerjakan secara swakelola dan langsung dibawah tanggungjawab Bidang Cipta Karya, Dinas PU. Kepala Dinas PU, Jhon Oematan ketika dikonfirmasi menolak memberikan komentar dan mengarahkan wartawan menemui Mantan Kepala Bidang Cipta Karya, Aleks Kelang. Aleks dalam penjelasannya mengatakan dana itu digunakan untuk pekerjaan jaringan yang sudah terpasang hingga 4.150 meter dari Dalong hingga perbatasan Kaper, desa Golo Bilas.
Pemasangan pipa ini, jelas dia untuk tersier hanya pengamanan titik-titik kebocoran yang ada sepanjang jalur itu. Pada jalur ini sudah terpasang semua jaringan sedangkan pengadaan pipa sisa diperuntukan bagi PDAM Mbeliling. Pipa-pipa ini juga masih ada di Cipta Karya dan belum diserahkan ke PDAM. Ini maksudnya supaya ketika PDAM Mbeliling berdiri sendiri, mereka sudah punya stok pipa sebagai asset mereka.
Sayangnya, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur PDAM Mbeliling, Naaman Jalesy mengaku tidak mengetahui apa-apa soal dana DAK Rp.900 juta untuk air bersih itu. “Saya tidak pernah pegang satu sen pun uang itu. Semuanya orang PU yang urus,”katanya.
Kepala desa Nggorang, Laurensius Sun yang seharusnya wilayahnya kebagian proyek ini malah ditelantarkan. Padahal awal-awal dalam tahap sosialisasi dengan masyarakat dari pihak PU dan PDAM, desanya juga dilewati jaringan proyek ini. Sehingga dirinya sangat berharap warganya budah bisa menikmati air bersih, namun hingga kini harapan itu sia-sia.
Dia mencontohkan, untuk dusun Watulangkas, pipanya tidak dikerjakan demikianpun jalur perempatan menuju Terang, pipanya tidak dikerjakan dan dibiarkan begitu saja. Dirinya sempat beberapa kali mempertanyakan hal ini ke Dinas PU tapi sampai sekatang tidak ada tindak lanjutnya dan terlantar, padahal sumber air ada yang bisa membantu masyarakat di jalur itu. “Kita desak aparat untuk periksa karena sampai sekarang msyarakat tidak bisa menikmati air dari proyek ini,”ujarnya.(Che/Enji)
2 komentar:
asik..!! kalo master yang buat blog emang maknyossssss
Pokoknya teruslah berkarya.... :D
Post a Comment